SYSTEM ANALYST
System
Analyst
Seiring dengan berjalannya waktu
dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks. Ada
kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup kompleks
untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi. Biasanya para
manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai proses bisnis di
perusahaannya, misalnya dari sejak procurement, purchasing, manufacturing,
warehousing, marketing, accounting dll, tetapi mereka biasanya kurang memahami
mengenai bagaimana implementasinya secara teknis dalam software aplikasi.
Kemudian seorang programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma
dan hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam memahami
proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di organisasi/perusahaan
tertentu.
Untuk menjembatani celah ini,
maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu
sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem
domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant
Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan
implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat
menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst
biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman
dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses
bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan
merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam
mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja pada tahap requirement
dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan untuk menyeberang dari tahap
requirement dan design ke tahap construction/implementaion
(coding/programming). Tentunya ini wajar karena biasanya seorang system analyst
dahulunya juga seorang programmer. Tetapi seorang yang benar-benar diposisikan
sebagai system analyst, tugas utamanya adalah membuat requirement dan desain
software.
Catatan:
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.
Kita sering mendengar istilah Programmer
Analyst atau Analyst Programmer. Kedua profesi ini terdengar mirip,
hanya saja dominasi pekerjaannya yang lebih ditekankan untuk diletakkan di depan
istilah tersebut. Programmer Analyst adalah seorang programmer yang kadang kala
bekerja sebagai system analyst tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada
sebagai programmer. Begitu pula sebaliknya untuk Analyst Programmer. Saya tidak
bisa memastikan apakah penggunaan istilah itu benar secara bahasa tetapi
profesi/posisi semacam itu memang ada di dunia kerja dan dicantumkan dalam
iklan lowongan pekerjaan.
System Analyst:
Tugas:
1. Membangun/mengembangkan software
terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap
construction/implementation
2. Membuat dokumen requiremant dan
desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
3. Membuat proposal dan
mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
4. Membuat desain database bila
aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
5. Membangun/mengembangkan
framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang Diperlukan:
1. Menguasai hal-hal yang dikuasai
programmer
2. Menguasai metode, best practice
pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML
(kemampuan membangun/mendesain)
3. Menguasai SQL, ERD dan RDBMS
secara lebih mendalam
4. Memahami tentang arsitektur
aplikasi dan teknologi terkini
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen
Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi.
Sumber : https://choirulyogya.wordpress.com/profesi-ti/2-system-analyst/
Komentar
Posting Komentar